Training Penguatan GEDSI: Mendorong Pengarusutamaan GEDSI Untuk Menciptakan Rasa Aman Baik Dalam Internal Organisasi dan Implementasi Program

with Tidak ada komentar

Yogyakarta, 10 Oktober 2021 – Yayasan LKiS menggelar acara “Training Penguatan Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI)” yang diadakan di Hotel Crystal Lotus pada 9-10 Oktober 2023. Acara ini diikuti oleh delegasi dari berbagai lembaga seperti Koalisi Lintas Isu (KLI), YKPI, EBI, YBAW, YIPC, LBH, AJI, JGD dan LSF. Pelatihan ini berfokus pada konsep Gender Budgeting, yang melampaui sekadar kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki, untuk mencakup semua identitas gender.

Dalam upaya memastikan keterlibatan GEDSI dalam perencanaan program dan keputusan, serta untuk menciptakan rasa aman bagi teman-teman lintas iman dan teman-teman penghayat kepercayaan, pelatihan ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan prinsip kesetaraan yang inklusif.

Perencanaan Program dan Implementasi Gender Budgeting: Menyusun Rencana dengan Berpikir Inklusif

Gender Budgeting adalah konsep yang memahami dan mengukur bagaimana sumber daya lembaga dialokasikan, dan dampaknya terhadap semua kelompok gender. Pelatihan ini bertujuan untuk menjadikan Gender Budgeting sebagai prinsip utama dalam perencanaan program, menggantikan pandangan tradisional yang sering kali tidak memperhitungkan keragaman gender.

Peserta pelatihan diperkenalkan pada berbagai alat dan teknik untuk mengidentifikasi cara di mana rencana dan anggaran lembaga dapat memengaruhi perempuan, laki-laki, dan semua identitas gender. Dengan penekanan pada keragaman, GEDSI, dan inklusi, peserta dibekali dengan keterampilan untuk merancang program yang lebih responsif dan adil terhadap kebutuhan semua individu.

Mengupayakan Partisipasi dan Suara GEDSI

Salah satu aspek penting yang diajarkan dalam pelatihan ini adalah pentingnya mengupayakan partisipasi GEDSI dalam seluruh tahap perencanaan dan pengambilan keputusan. Ini bukan hanya tentang mendengarkan, tetapi juga mendorong rekomendasi mereka menjadi bagian integral dari kebijakan dan program.

Peserta memahami betapa pentingnya mendengarkan suara dari berbagai identitas gender dalam merancang program yang efektif. Dalam praktiknya, ini mencakup pembentukan kelompok konsultasi GEDSI, forum diskusi terbuka, dan saluran komunikasi yang terbuka bagi semua individu.

Prinsip Kesetaraan dalam Tindakan

Pelatihan ini bukan sekadar teori, tetapi penerapan nyata dari prinsip kesetaraan gender dan inklusi. Dalam contoh nyata, peserta diajak untuk merancang program dengan mempertimbangkan beragam perspektif, memastikan bahwa kebijakan dan tindakan yang diambil tidak hanya memihak pada satu kelompok gender.

Sebagai hasilnya, para peserta pelatihan dapat menunjukkan perubahan dalam sikap dan praktek mereka, menciptakan lingkungan yang lebih adil dan inklusif di lembaga. Mereka telah menjadi advokat penting dalam upaya untuk mencapai prinsip kesetaraan.

Rasa Aman untuk Semua Teman Lintas Iman dan Penghayat Kepercayaan

Dalam pelatihan ini, pentingnya menciptakan rasa aman bagi semua individu, termasuk teman-teman lintas iman dan penghayat kepercayaan, ditekankan dengan kuat. Hal ini mencakup penekanan pada penghargaan terhadap perbedaan, penghapusan diskriminasi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung dan ramah bagi semua individu, tanpa terkecuali.

Pada tahap berikutnya, lembaga berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip-prinsip GEDSI yang telah mereka pelajari. Ini melibatkan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan bahwa prinsip kesetaraan dan inklusi menjadi bagian dari budaya lembaga.

Training Penguatan GEDSI yang mengedepankan Gender Budgeting dan inklusi adalah langkah berani menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Yayasan LKiS bersama mitranya telah menunjukkan komitmen nyata untuk mewujudkan prinsip kesetaraan dalam tindakan, dan kini mereka siap untuk menerapkannya dalam setiap aspek dari perencanaan dan pengambilan keputusan. Abdullah Abdul Muthalib selaku fasilitator pada acara kali ini mengatakan “adanya GEDSI ini sebagai pondasi keadilan dalam masyarakat karena hanya dengan kesetaraan dan inklusi yang kuat kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

Dengan adanya acara ini diharapkan bahwa prinsip-prinsip ini akan menjadi panduan yang berharga bagi lembaga-lembaga lain di Yogyakarta dan di seluruh Indonesia, dan bahwa semua individu, tanpa memandang identitas gender, akan merasakan manfaat dari lingkungan yang lebih inklusif dan adil. Demi masa depan yang lebih baik bagi semua.

Leave a Reply