KUPU-KUPU DI KAMAR AYAH

with Tidak ada komentar
Penulis: Hairus Salim HS
Tebal: viii + 97 hlm
Dimensi: 13 x 19 cm

“Tak banyak akademisi yang pandai menulis esai. Dari yang tak banyak itu, lebih sedikit lagi yang sempat menulis esai. Lebih-lebih jika ia telah menduduki jabatan: dekan, rektor atau dirjen misal. Mujiburrahman adalah pengecualian. Di sela kesibukannya sebagai rektor, ia masih sempat dan rutin menulis esai. Esai penting karena bisa menjadi jembatan untuk menemui masyarakat kebanyakan. Esai-esai dalam buku ini adalah dialognya tentang hubungan sains dan agama yang demikian rumit, namun ia jelaskan dengan jernih dan enak. Juga sejumlah kesan dan kenangannya terhadap tokoh-tokoh ulama dan cendekiaiwan. Kita bisa membacanya sembari menyeruput teh pagi.”

Hairus Salim HS

 

Pada 12 Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Tak lama kemudian virus ini menyerang ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Bagaimanakah cara manusia melawan virus ini? Manusia modern berusaha menyelesaikan masalah ini secara ilmiah, yakni menggunakan ilmu-ilmu pengobatan dan kesehatan. Ilmu (sains) berguna untuk menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan objek yang dipelajarinya. Karena itu, sains sangat berguna bagi pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan publik. Di sisi lain, agama mengandung sejumlah ajaran dan praktik yang kadangkala terkesan bertentangan dengan sains. “Kami tidak takut Corona. Kami hanya takut pada Tuhan,” katanya. Di sisi lain, memang ada wilayah kehidupan yang tak terjangkau oleh sains seperti makna dan tujuan hidup manusia. Ketika kematian terasa begitu dekat karena setiap hari banyak orang yang meninggal akibat Covid-19, orang terdorong untuk bertanya, apa arti hidup dan mati bagi manusia?

Leave a Reply