
Yogyakarta, 23 Februari 2025 – Sekolah Digital Agama Leluhur sukses digelar pada 22-23 Februari 2025 dengan diikuti oleh pemuda pemudi dari kelompok Penghayat Kepercayaan yang tersebar di D.I. Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan digital para peserta dalam penggunaan tools desain grafis seperti Canva, serta membangun kepercayaan diri mereka dalam mengomunikasikan nilai-nilai tradisi dan kebudayaan leluhur melalui platform digital.
Dalam rangkaian kegiatan SDAL, para peserta tidak hanya mendapatkan wawasan terkait teknik fotografi dan videografi, tetapi juga diajak untuk menganalisis tren media sosial dan membuat konten digital yang relevan dengan budaya dan spiritualitas mereka. Selama dua hari, mereka mengikuti pelatihan intensif yang mencakup teknik pengambilan gambar, analisis tren media sosial, serta praktik pembuatan konten kolaboratif.
Sindhung dari Paguyuban Ngesti Kasampurnan menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Dalam rangka mengenalkan penghayat pada masyarakat umum, kegiatan ini mengambil langkah yang amat bagus mengingat banyaknya salah paham masyarakat pada apa itu penghayat sesungguhnya. Selain dari itu, saya juga merasa kegiatan ini memberi keuntungan lain seperti meningkatkan soft skill tiap individu yang terlibat, menambah koneksi atau kebersamaan antar penghayat dan lain-lain.”
Kegiatan SDAL tidak hanya berfungsi sebagai ajang pengembangan keterampilan, tetapi juga menjadi momentum bagi pemuda penghayat untuk bertemu dan memperluas jaringan mereka. Seperti yang disampaikan oleh Nugraha Dhayu dari Paguyuban Trisoka, “SDAL sangat bermanfaat bagi pemuda penghayat untuk mengolah potensi khususnya di era digital ini. Selain itu, ini menjadi momen bertemunya pemuda penghayat di DIY yang mungkin belum pernah mengenal sebelumnya.”
Kegiatan rencana tindak lanjut SDAL yang berlangsung selama dua hari ini juga mendapatkan respons positif dari peserta. Materi yang diberikan lebih mudah diterima, dan peserta lebih aktif dalam berpartisipasi. Beberapa peserta berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan format yang lebih interaktif dan mengakomodasi keberagaman tingkat pengetahuan di antara mereka.
Dengan suksesnya SDAL, diharapkan pemuda penghayat semakin percaya diri dalam berbagi cerita dan pengetahuan mengenai tradisi serta agama leluhur mereka. Kegiatan ini juga membuka peluang kolaborasi lebih luas bagi komunitas penghayat dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkenalkan warisan budaya mereka kepada masyarakat luas.
Semoga makin banyak yg mengenal penghayat kepercayaan. Tak kenal maka tak sayang katanya