Kulon Progo, 11 November 2024 – Menyongsong Pilkada 2024, jaringan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari berbagai organisasi dan komunitas menggelar pertemuan bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk menyusun upaya melawan hoaks dan disinformasi. Pertemuan ini bertujuan membekali masyarakat dengan kemampuan mendeteksi dan mencegah penyebaran informasi keliru yang berpotensi merusak proses demokrasi. Berbagai elemen masyarakat ikut berpartisipasi, di antaranya Aliansi Pemuda Kulon Progo, Federasi Serikat Pekerja Mandiri Pariwisata, dan Jaringan Inklusi Kulon Progo. Diskusi ini mengangkat berbagai isu hoaks yang saat ini marak, seperti kampanye hitam, ujaran kebencian, dan penyalahgunaan konten digital untuk kepentingan politik.
“Hoaks dalam Pilkada menyebar lebih tertutup, umumnya di grup WhatsApp atau media sosial tertentu. Ini menjadi tantangan besar karena informasi salah sering kali hanya beredar di kalangan terbatas, namun dampaknya bisa meluas,” kata Prima, salah satu peserta pertemuan. Sebagai contoh, sebuah video yang menyudutkan calon tertentu dengan tuduhan miring tanpa bukti sempat tersebar di media sosial, menimbulkan keresahan di masyarakat.
Mafindo yang aktif melakukan kegiatan edukasi sejak 2023 mengungkapkan pentingnya pendekatan ke komunitas, terutama di kalangan pemilih pemula dan lanjut usia. Mereka menyelenggarakan kegiatan edukasi di beberapa institusi seperti Universitas Mercubuana dan Atma Jaya, bekerja sama dengan Bawaslu untuk meningkatkan literasi pemilu. Harapannya, generasi muda bisa lebih kritis dan menyebarluaskan pemahaman ini ke lingkungan keluarga mereka. Lilik dari Mafindo menekankan bahwa masyarakat tidak hanya menghadapi hoaks, tapi juga tantangan transisi dari komunikasi tatap muka ke dunia digital. “Politik masa kini sering kali memanfaatkan citra di media, membuat suara masyarakat akar rumput tenggelam. Ini menjadi tantangan besar, khususnya dalam mempertahankan prinsip dan etika politik yang jujur dan terbuka,” ujarnya.
Pertemuan ini juga membahas bagaimana hoaks terkait pilkada bisa muncul dalam bentuk video yang dimanipulasi menggunakan teknologi seperti AI, yang semakin sulit dibedakan dari konten asli. Peserta juga menyampaikan keresahan terkait peredaran video potongan debat politik yang digunakan sebagai meme atau untuk menjelekkan lawan politik.Untuk membantu masyarakat dalam melawan hoaks, Mafindo menyediakan berbagai alat seperti situs web turnbackhoax.id, cekfakta.com, dan aplikasi chat Kalimasada. Mafindo juga mengingatkan ciri-ciri hoaks yang sering kali menggunakan judul bombastis tanpa sumber jelas dan mengundang emosi berlebih. Selain debunking, mereka juga melakukan “prebunking” atau peningkatan kapasitas masyarakat agar mampu membedakan informasi yang benar dan salah sejak awal.Pertemuan ini ditutup dengan ajakan kepada masyarakat Kulon Progo untuk aktif melaporkan hoaks yang mereka temui serta bekerja sama dalam melawan disinformasi. Melalui sinergi ini, diharapkan tercipta suasana pilkada yang damai, transparan, dan lebih teredukasi di tengah masyarakat.
Leave a Reply