Jaringan Masyarakat Sipil Serahkan Aspirasi Warga Kota Yogyakarta untuk Debat Kandidat Pilkada Yogyakarta 2024

with Tidak ada komentar

Yogyakarta – Jaringan masyarakat sipil Yogyakarta bersama Yayasan LKiS melakukan penyerahan catatan aspirasi warga Kota Yogyakarta di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta. Catatan aspirasi ini menghimpun sebanyak 1.527 masukan dari warga, baik individu maupun kelompok. Aspirasi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi KPU dalam penyusunan materi debat calon kepala daerah Jakarta nantinya.

Acara dibuka oleh Noor Harsya Aryo Samudro, Ketua KPU Kota Yogyakarta, bersama dengan Tri Noviana, Manajer Program Yayasan LKiS. Dalam sambutannya, Tri Noviana menekankan pentingnya catatan aspirasi warga ini digunakan oleh KPU untuk menggali komitmen para kandidat pilkada. Dengan adanya aspirasi ini, debat diharapkan dapat lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan serta harapan masyarakat.

Aspirasi yang disampaikan warga Yogyakarta mencakup berbagai isu penting, antara lain toleransi, kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, hak atas rasa aman, keamanan data pribadi, partisipasi perempuan, kesehatan, ketenagakerjaan, pendidikan, perencanaan fasilitas publik, dan lingkungan. Semua poin tersebut dianggap penting untuk dibahas dalam debat para calon kepala daerah.

Agus M. Yasin dalam pemaparannya menekankan bahwa tema besar yang harus ada dalam setiap debat calon Pilkada harus mencakup enam poin penting. Poin-poin tersebut meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat, kemajuan daerah, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, penyelesaian persoalan daerah, penyelarasan pembangunan daerah dengan program nasional, serta penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebangsaan.

Setelah pemaparan aspirasi, acara dilanjutkan dengan diskusi antara masyarakat sipil dan KPU. Ali Rohman menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat antara KPU dan masyarakat dalam merancang substansi debat. Sementara itu, Juju Juliati dari SAPDA menyoroti pentingnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, khususnya dengan tersedianya Juru Bahasa Isyarat (JBI) dalam kampanye maupun debat. Tanoto dari Mitra Wacana juga menambahkan bahwa generalisasi mengenai money politics menjelang pilkada harus dihindari. Arsyad dari Labdem juga menekankan peran penting anak muda dan media dalam penyebaran informasi terkait pilkada.

KPU menutup acara dengan menegaskan komitmennya untuk menggunakan berbagai platform, termasuk media luar ruang dan radio lokal Yogyakarta, guna mendukung penyebaran materi debat yang inklusif dan informatif bagi seluruh masyarakat.

Leave a Reply