Yogyakarta, 5 Agustus 2024. PC Fatayat NU Kulonprogo berkolaborasi dengan Yayasan LKiS dan Koalisi Lintas Isu menggelar Diskusi Kesadaran Warga dalam Memilih Pemimpin yang Ideal di Kantor PCNU Kulonprogo. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif warga, terutama perempuan, dalam pemilihan kepala daerah mendatang. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam memperkuat demokrasi lokal dengan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili aspirasi rakyat.
Acara dimulai dengan sambutan hangat dari Siti Suwarsih, Ketua PC Fatayat NU Kulonprogo. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam proses demokrasi, khususnya dalam mengawal pilkada. “Ojo tutup kuping tutup mata… Meskipun sebagai perempuan.. Kita harus tetap mengawal pilkada ojo meneng ae,” ujarnya dengan semangat. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran dan partisipasi perempuan dalam politik lokal.
Abiyasa Iqbal Aula, yang bertindak sebagai fasilitator diskusi, menjelaskan bahwa Pemilukada mendatang sangat dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, kesadaran warga dalam memilih calon pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka menjadi sangat penting. “Calon yang dipilih harus lahir dari realitas dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu perlu adanya pengawalan agar sejalan dengan aspirasi warga,” jelasnya. Abiyasa menekankan bahwa partisipasi aktif warga dapat mencegah terpilihnya calon pemimpin yang tidak memahami kebutuhan rakyat.
Hidayatut Toyibah, komisioner KPU Kulonprogo, memberikan penjelasan detail tentang persyaratan pencalonan bakal calon Bupati Kulon Progo. Ia menekankan bahwa calon yang terlibat dalam tindak pidana selama 5 tahun, kejahatan seksual, atau narkoba tidak boleh mencalonkan diri. Selain itu, Bu Ida juga menegaskan pentingnya kampanye yang bersih dari praktik politik uang. “Kampanye harus berubah dari praktik dagang sapi menjadi kampanye gagasan. Harapannya warga bisa memilih berdasarkan program yang ditawarkan calon,” ungkapnya. Kampanye yang bersih dan berfokus pada gagasan diharapkan dapat menciptakan kompetisi yang sehat dan adil.
Vitrin Haryanti dari Koalisi Lintas Isu, salah satu narasumber dalam diskusi ini, menjelaskan tentang pentingnya kesadaran warga dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kulon Progo. “Warga Kulon Progo harus memilih calon berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Golput bukanlah solusi karena setiap suara menentukan masa depan kita. Peran perempuan sangat penting, baik saat Pilkada maupun pasca Pilkada, dalam mengontrol dan mengawasi jalannya pemerintahan serta menyuarakan aspirasi warga,” tegas Vitrin.
Ia juga menambahkan bahwa golput, atau tidak memberikan suara, bukanlah solusi yang baik. Meskipun ada berbagai alasan yang mendorong seseorang untuk golput, seperti kekecewaan terhadap kinerja calon atau ketidakpuasan terhadap sistem politik, Vitrin menekankan bahwa satu suara dapat menentukan kehidupan kita di masa depan. Oleh karena itu, partisipasi aktif dalam pemilu sangat penting untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mampu membawa perubahan positif.
Taufik Kharisma Kusuma Jati dari Aliansi Pemuda Kulon Progo juga hadir sebagai narasumber. Ia memberikan perspektif anak muda dalam memandang pemimpin yang ideal. Menurutnya, generasi muda harus lebih kritis dan aktif dalam proses pemilihan pemimpin daerah. “Anak muda harus berperan aktif dalam proses demokrasi. Kita harus memastikan bahwa pemimpin yang kita pilih benar-benar mampu mewakili aspirasi dan kebutuhan kita,” ujar Taufik.
Harapan dari kegiatan ini adalah munculnya nalar kritis dari masyarakat akan pentingnya memilih pemimpin yang memiliki visi dan misi yang membawa aspirasi rakyat. Dengan adanya diskusi ini, diharapkan warga Kulon Progo, terutama perempuan, semakin sadar dan aktif dalam proses Pemilukada, memastikan pemimpin yang terpilih benar-benar mampu membawa perubahan positif bagi daerah mereka.
Diskusi Kesadaran Warga dalam Memilih Pemimpin yang Ideal yang diselenggarakan oleh PC Fatayat NU Kulonprogo berkolaborasi dengan Yayasan LKiS dan Koalisi Lintas Isu ini merupakan langkah awal yang penting dalam meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemilihan kepala daerah. Dengan partisipasi yang lebih aktif dari perempuan dan generasi muda, diharapkan proses demokrasi di Kulon Progo akan semakin kuat dan transparan. Semoga acara ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa, sehingga demokrasi di Indonesia dapat berkembang dengan lebih baik.
Leave a Reply