Diskusi Publik dan Bincang Buku: “Pengaruh Media Lokal terhadap Gerakan Sipil Menjelang Pilkada”

with Tidak ada komentar

Yogyakarta, 25 Mei 2024 – Dalam rangka menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang semakin dekat, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta bekerja sama dengan Yayasan LKiS menyelenggarakan sebuah acara diskusi publik dan bincang buku dengan tema “Pengaruh Media Lokal terhadap Gerakan Sipil Menjelang Pilkada”. Acara ini bertempat di pendopo Yayasan LKiS dan dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari akademisi, jurnalis, hingga aktivis masyarakat sipil.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama yang ahli di bidangnya. Dr. Mukhijab, MA, selaku penulis buku Kuasa Pemodal Media Lokal, memberikan paparan mendalam tentang bagaimana kekuatan modal dapat mempengaruhi arah dan isi pemberitaan media lokal. Tri Noviana, manager program Yayasan LKiS, hadir sebagai representasi gerakan masyarakat sipil (NGO), memberikan sudut pandang mengenai dampak pemberitaan terhadap mobilisasi sosial. Lugas Subarkah, seorang jurnalis berpengalaman dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, berbagi pengalaman langsung dari lapangan, khususnya terkait peliputan Pilkada. Diskusi ini dimoderatori dengan cermat oleh Shani Rasyid, yang memastikan alur pembicaraan tetap terarah dan dinamis.

Tema Utama Diskusi

Tema utama yang diangkat dalam diskusi ini adalah peran media lokal dalam membentuk opini publik dan dampaknya terhadap gerakan sipil menjelang Pilkada. Dr. Mukhijab membuka diskusi dengan memaparkan bagaimana pemodal media lokal sering kali mempengaruhi konten pemberitaan untuk kepentingan tertentu. “Media lokal yang dikendalikan oleh pemodal tertentu dapat mengarahkan narasi pemberitaan sehingga tidak netral. Hal ini dapat memicu respons yang beragam dari masyarakat,” ujarnya.

Tri Noviana menambahkan bahwa gerakan masyarakat sipil kerap kali berhadapan dengan tantangan dalam mendapatkan informasi yang benar-benar netral. “Kami sering harus mencari media alternatif atau sumber informasi lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih seimbang mengenai situasi di lapangan. Ketika media lokal berpihak, ini sangat mempengaruhi upaya kami dalam mengadvokasi isu-isu penting,” jelasnya.

Lugas Subarkah memberikan sudut pandang dari sisi praktisi media, menjelaskan betapa sulitnya menjaga independensi jurnalistik di tengah tekanan dari berbagai pihak. “Di lapangan, kita sering menemui situasi di mana berita yang kita liput bisa memicu ketegangan sosial. Sebagai jurnalis, tanggung jawab kita adalah menyajikan berita seobjektif mungkin, namun realitanya sering kali tidak semudah itu,” katanya.

Diskusi dan Tanggapan

Sesi tanya jawab dan tanggapan dalam acara ini semakin menghidupkan diskusi. Bintang Hanggoro dan Jessica Ayudya Lesmana mengangkat isu mengenai ekuilibrium dalam media sosial, menyatakan bahwa media sosial bisa berperan sebagai penyeimbang narasi yang ada di media konvensional. Mereka menekankan pentingnya literasi digital di kalangan masyarakat untuk mengidentifikasi berita yang objektif dan kredibel.

Bambang Muryanto dan Aprila Wayar dari AJI Yogyakarta menyoroti tantangan yang dihadapi oleh jurnalis dalam menjaga integritas di tengah tekanan politik dan ekonomi. “AJI selalu mendorong para jurnalis untuk tetap independen dan profesional, namun dukungan dari berbagai pihak juga sangat diperlukan agar jurnalis dapat bekerja tanpa tekanan,” ujar Bambang.

Nurul Istiqomah dari Forum Remaja Nasional menambahkan perspektif dari sisi generasi muda, menggarisbawahi pentingnya peran media dalam membentuk kesadaran politik di kalangan remaja. “Media memiliki pengaruh besar dalam membentuk pandangan politik kami. Oleh karena itu, sangat penting bagi media untuk tetap netral dan bertanggung jawab dalam pemberitaannya,” katanya.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Diskusi ini menyimpulkan bahwa media lokal memegang peran krusial dalam membentuk opini publik dan bahwa narasi pemberitaan yang tidak seimbang dapat memicu gejolak sosial. Semua narasumber sepakat bahwa independensi media adalah fondasi penting bagi demokrasi yang sehat. Mereka juga menggarisbawahi pentingnya literasi media di kalangan masyarakat untuk bisa menyaring informasi dengan baik.

Acara ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi para peserta, baik dari kalangan jurnalis, aktivis, maupun masyarakat umum. AJI Yogyakarta dan Yayasan LKiS berharap acara ini dapat mendorong semua pihak untuk lebih kritis terhadap pemberitaan media lokal dan mendukung upaya-upaya untuk menjaga independensi media.

Dengan demikian, diskusi publik dan bincang buku ini tidak hanya membuka mata para peserta terhadap isu-isu penting menjelang Pilkada, tetapi juga memperkuat komitmen bersama untuk mendukung media yang bebas, adil, dan bertanggung jawab. Harapannya, melalui diskusi-diskusi seperti ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya peran media dalam demokrasi akan semakin meningkat.

Leave a Reply