MELANGITKAN DOA MEMBUMIKAN KEMASLAHATAN BANGSA

with Tidak ada komentar

Penulis:  M. Thohir, M.Ag

Editor: Izza Mumtazati

Dimensi: 13×19 cm

Tebal: 256 halaman

Meski zaman berubah musim berganti, eksistensi doa tetaplah pada posisi. Ia sebagai mukhul ’ibadah, laksana sabda nabi. Kehadiran untaian bait-bait doa senantiasa menebar spirit, pencerahan dan harapan menuju kehidupan nan elegan, mulia dan terpuji.

Untaian bait-bait doa pun dengan setia menghampiri dan menyusuri relung-relung sanubari insani, mengisi ruang-ruang kenduri anak negeri. Untaian bait-bait doa itu dengan teliti meniti titian Ilahi. Membaur dengan daur kehidupan yang teratur dan beralur; hirnatbiti (lahir, sunat, rabi hingga mati). 

Untaian bait-bait doa pun senantiasa membersamai dan mengamini acara-acara resmi. Acara pembukaan suatu kegiatan, peresmian hasil-hasil pembangunan, pelantikan dan pengambilan sumpah/janji suatu jabatan, pertemuan para pengambil kebijakan, penutupan berbagai acara kemanusiaan, peringatan hari-hari besar kenegaraan maupun keagamaan yang berlangsung dari dulu hingga kini.

Untaian bait-bait doa pun telah melangit dan membumi. Menjaga derap kehidupan di bawah kolong langit, menjaga dinamika kehidupan di atas bumi. Melangit dan membumi pada bilik-bilik rumah, lorong-lorong kampung, pematang sawah, petak-petak ladang, tanah-tanah lapang hingga ketepian pantai. Melangit dan membumi pada ruang-ruang kelas, ruang-ruang kampus, gedung-gedung perhelatan wisuda, gedung-gedung resepsi perkawinan, tribun alun-alun, kantor-kantor pelayanan publik hingga istana negara maupun instansi seantero negeri. Melangit dan membumi pada tempat-tempat peribadatan, persemayaman para pendahulu, taman makam pahlawan hingga maqbarah para wali. Inilah rentetan ikhtiar agar untaian bait-bait doa itu dapat tersaji dalam buku, ”Melangitkan Doa Membumikan Kemaslahatan Bangsa” yang terhatur ini.

Leave a Reply