oleh Desi Reastuti
Gunung Kidul (23/07) – Bertepatan dengan hari anak nasional 2022, Perempuan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Puanhayati) Gunungkidul mengadakan dialog multipihak dan pelantikan Puanhayati Gunung Kidul yang bertempat di Gedung banglipuran Melikan Rongkop Gunungkidul.
Menurut Suroso (52) Puanhayati itu mutlak harus ada. “Ibarat suami dan istri, Puanhayati adalah istri dari MLKI, dan besok tanggal 26 juga kami akan membentuk Pemuda Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Gemapakti) Gunungkidul, mohon doanya” tutur Suroso selaku ketua MLKI Gunungkidul.
“Selamat, mulai sekarang ibu-ibu semua telah resmi menjadi Pengurus Perempuan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Gunungkidul” ucap Sri Endang Sulistyowati kemudian secara simbolis memberikan selendang merah bertulisakan Puanhayati kepada Sri Purwani sebagai ketua Puanhayati Gunungkidul.
Selain pelantikan, sesi dialog pertama diisi dengan pemaparan mengenai pemberdayaan ekonomi kreatif yang disampaikan oleh Condro Riyanto mewakili Dinas Perindustrian Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Gunungkidul. “Pemberdayaan ekonomi itu sangat penting. Tidak hanya bagi individu, tapi juga bagi kelompok seperti Puanhayati Gunung Kidul ini, dan kami (pemerintah dan dinas) siap untuk membantu dan mensupportnya” kata Riyanto dalam pemaparannya.
Sesi dialog yang kedua diisi dengan saling sharing antara komunitas Koalisi Lintas Isu (KLI) Yogyakarta dan perempuan penghayat kepercayaan. Mereka saling bertukar pengalaman mulai dari aktifitas dan management organisasinya, hambatan dan tantangan hingga saling menyemangati.
“Kami (KLI) dengan senang hati akan siap sedia menemani dan membantu ibu-ibu semua. Jadi ibu-ibu Puanhayati Gunungkidul jangan pernah merasa sendirian lagi”. Tegas Matius (46) selaku ketua Kolaisi Lintas Isu Yogyakarta.
Hal ini kemudian ditanggapi oleh Sriati Rinarsih salah seorang pengurus Puanhayati Gunung Kidul, “Saya bangga meneruskan keyakinan yang orang tua dan buyut saya Yakini. Dan saya semakin semangat untuk maju mempertahankan keyakinan orang tua saya. Walaupun di kanan kiri saya masih banyak kendala. Apalagi setelah bertemu dengan teman-teman LKiS dan KLI, ternyata saya tidak sendiri dan banyak teman”.
Leave a Reply