Oleh: Akhmad Luthfi Aziz
Gunungkidul (23/07) – Perempuan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Puanhayati) Gunungkidul resmi dilantik oleh Puanhayati Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) pada hari Sabtu, 23 Juli 2022 di Gedung banglipuran Melikan Rongkop Gunungkidul.
Acara yang bertepatan dengan perayaan Hari Anak Nasional (HAN) tersebut semakin spesial bagi 4 siswa penganut kepercayaan di Gunungkidul. Sebab, mulai tahun ajaran baru 2022-2023 mereka akan menerima layanan pendidikan kepercayaan disekolahnya. Mereka adalah Lilis Widarti (13) siswi SMPN 1 Saptosari, Birllyana (8) dan Beti (13) siswi SDN Trowono 2 dan Riki siswa SDN Kendal.
Sartini (37), orang tua dari Birllyana dan Beti merasa sangat senang dengan hal ini. “Sangat senang rasanya, keinginan saya sejak lama (layanan pendidikan kepercayaan bagi anaknya) akhirnya segera dapat dipenuhi oleh negara” tutur Sartini sambil terbata-bata mengungkapkan kegembiraannya.
Orang tua Lilis Widarti menambahkan, “Sebenarnya sejak anak kami di Sekolah Dasar (SD) pengen agar anak kami dilayani kepercayaan, tapi kan belum bisa” kata Riris Windarti (32). Selain itu Supri (42) juga berkata “selain dulu itu belum bisa dilayani, kami sebagai orang tua juga khawatir kalo anak kami dibully di sekolah, dicap ini itu”.
Suroso (52) ketua MLKI Gunungkidul bercerita bahwa proses advokasi mendapatkan layanan pendidikan kepercayaan ini sudah dilakukan sejak 2020 lalu. “Ya pada 2020 masih meneliti dulu, siapa yang ingin dilayani pendidikan kepercayaan, ada berapa anak, sekolahnya di mana saja”.
Selain mendata siswa yang ingin dilayani pendidikan kepercayaan, Suroso bersama Andrianto dari paguyuban penghayat kepercayaan Palang Putih Nusantara (PPN) mengikuti diklat dari Direktorat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) di Semarang pada tahun 2021 agar dapat menjadi penyuluh sekaligus tenaga pendidik bagi penghayat kepercayaan di Gunungkidul. Hal ini dapat menjadi contoh praktik baik untuk daerah lain serta memicu rasa percaya diri orang tua penghayat kepercayaan yang belum berani atau ragu-ragu untuk meminta layanan pendidikan kepercayaan di sekolahnya. “Bapak dan ibu yang masih takut-takut atau ragu, wes to jangan takut dan ragu lagi untuk meminta dilayani Pendidikan kepercayaan di sekolahnya” tutup Suroso meyakinkan para orang tua penghayat kepercayaan.
Leave a Reply