Penguatan Demokrasi melalui Upaya Melawan Mis dan Disinformasi

with Tidak ada komentar

oleh Ftria Titik

Yayasan LKIS menyelenggarakan Lokakarya Refleksi Thinking and Working Politically dan Theory of Change di Yogyakarta pada tanggal 23 dan 24 Maret 2022. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Abadi Yogyakarta ini diikuti oleh 26 peserta dari 10 komunitas yang melibatkan perwakilan anak muda, perempuan, orang dengan disabilitas dan marginal lainnyadari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.

Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini, salah satunya membahas tentang penguatan demokrasi melalui upaya melawan mis dan disinformasi.  Materi ini dibawakan oleh Bambang Muryanto dari AJI (Aliansi Jurnalis Indonesia) Yogyakarta, “Disinformasi adalah yang paling berbahaya karena dilakukan untuk tujuan tertentu yang bisa jadi sangat merugikan.” Bambang juga menyampaikan bahwa mis dan disinformasi ini juga diproduksi oleh pemerintah salah satu contohnya yaitu kasus di Wadas. Pemerintah mengklaim tidak ada kericuhan yang terjadi di Wadas, padahal Komnas HAM menemukan adanya tindak kekerasan yang terjadi di Wadas.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu Komisioner dari Komnas HAM RI Beka Ulung Hapsara dalam Diskusi Perdamaian dan Pembangunan: “Meretas Petaka Wadas” yang diselenggarakan oleh Pusat Diskusi Kemanusiaan dan Pembangunan Universitas Gadjah Mada secara daring pada Senin (14/2/2022). Beka Ulung menyampaikan temuan awal Komnas HAM yang mengindikasikan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam pengamanan dan pengukuran lahan di Wadas. Komnas HAM meminta pemerintah untuk tidak denial terhadap apa yang terjadi di Wadas.

Lokakarya Refleksi Thinking and Working Politically dan Theory of Change ini bertujuan memperjuangkan ruang sipil dan ketahanan demokrasi untuk merespon situasi politik Indonesia yang semakin didominasi oleh narasi sektarian, primordialisme, politik identitas, serta hegemoni politisi yang cenderung destruktif terhadap tatanan demokrasi.

Dalam lokakarya yang diselenggarakan ini, peserta mendapatkan informasi, refleksi, studi kasus, dan berdiskusi secara lebih mendalam mengenai krisis dan regresi demokrasi di Indonesia, serta mendapatkan gambaran mengenai gerakan  anak muda saat ini. Informasi-informasi yang disampaikan dalam lokakarya ini diharapkan dapat mempertajam identifikasi masalah dan strategi dalam pembuatan alur perubahan untuk pelaksanaan program sesuai dengan kondisi yang ada.

Leave a Reply