Ekstremisme Kekerasan (Violent Extremism)

with Tidak ada komentar

Ekstremisme adalah faham atau keyakinan yang ekstrem atau berlebihan; tidak hanya berkaitan dengan agama, tetapi juga ras, ideologi politik, atau perkumpulan tertentu. Ekstremisme kekerasan adalah tindakan kekerasan yang didorong atas atau dihubungkan dengan faham atau keyakinan ekstrem; sebuah keyakinan dan/ atau tindakan yang menggunakan cara-cara kekerasan atau ancaman kekerasan ekstrem dengan tujuan mendukung atau melakukan aksi terorisme.

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/ atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan (UU No.5/ 2018).

Tidak semua ekstremisme-kekerasan selalu berujung pada terorisme. Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok FPI misalnya, yang berisi kekerasan dan teror. Namun, aksi ini hanya berhenti pada kekerasan dan tidak mengarah pada upaya teror yang bisa menghilangkan nyawa orang.

Setelah saya bergaul dengan mantan teroris, saya berpikir agama hanya dijadikan alat untuk melakukan aksi. Kalau tidak ada narasi “di surga bersama keluarga” mungkin orang kalau disuruh mati akan berpikir dulu.

Latar belakang ekstremisme kekerasan

  • Konflik antar kelompok dengan latar belakang sentimen primordial dan keagamaan.
  • Kesenjangan ekonomi
  • Perbedaan pandangan politik
  • Perlakuan yang tidak adil
  • Intoleransi

Proses radikalisasi

Orang yang radikal tidak tiba-tiba. Pemacu terjadinya ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme yaitu proses di mana seorang individu atau kelompok mengadopsi cita-cita dan aspirasi politik, sosial, atau agama yang semakin ekstrem. Radikal dilakukan secara massif, terus menerus, kemudian muncul ekstremisme dan terwujud dalam kekerasan hingga menjadi teroris.

Radikal secara bahasa berarti akar. Tadi sempat dibahas radikal positif dan radikal negatif. Kalau radikalisme adalah upaya untuk membongkar sistem yang mapan, yang sudah ada dalam kehidupan bernegara dengan cara kekerasan. Radikalisme merupakan tindakan kekerasan untuk anti terhadap ideologi atau sistem yang berlaku di suatu negara (Malik dan Novrika, 2020).

Perbedaan radikalisme positif dan radikalisme negatif

Radikalisme positif

  1. Secara mendasar (sampai pada hal yang prinsipil) (KBBI).
  2. Maju dalam berpikir atau bertindak (Kemendikbud, 2016c)

Radikalisme negatif

  1. Sangat keras menuntut perubahan (Undang-undang, pemerintahan) (KBBI)
  2. Paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam aliran politik (Kemendikbud, 2016d)

Kriteria radikalisasi negatif

  1. Intoleran: tidak mau menghargai pendapat orang dan keyakinan orang lain.
  2. Fanatik: selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah.
  3. Eksklusif: membedakan diri dari masyarakat pada umumnya.
  4. Menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan.

Pola radikalisasi, empat tangga menuju terorisme

  1. Tahap pertama: dimulai dengan pembingkaian beberapa peristiwa, kondisi, atau keluhan yang tidak memuaskan (ini tidak benar) sebagai tidak adil (ini tidak adil). Yang didengungkan terus tidak adil.
  2. Tahap kedua: ketidakadilan itu disalahkan pada kebijakan target, orang, atau bangsa (itu salah anda). Misalnya di Indonesia karena aturan tidak adil, maka pemerintah dianggap salah.
  3. Tahap ketiga: pihak yang bertanggung jawab kemudian dijelek-jelekkan sering kali difitnah (Anda adalah setan).
  4. Tahap keempat: menjaga jarak/ devaluasi yang memfasilitasi pembenaran atau dorongan untuk agresi atau sikap perlawanan.

Leave a Reply