Editor: Akhmad Luthfi Aziz (KJW)
Penulis: Sasmitogati (JW)
Lima orang ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi tengah merawat tanaman sayuran dengan mencabut rumpu liar dan menyirami lahan. Mereka bekerja sambil mengasuh anak-anak. Suasana seperti inilah keseharian yang mereka lakukan setiap sore hari.
Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari secara bergantian semua anggota KWT sesuai jadwal yang telah dibuat dan disepakati oleh pengurus. Disekitar lahan terdapat bak penampungan air untuk menyiram tanaman, yangmana airnya diambil dari sungai Serang dengan menggunakan bantuan diesel.
Tampak di sisi kiri lahan dipagari dengan jaring untuk mencegah ayam milik warga tidak masuk sehingga merusak tanaman. Penggunaan jarring juga dimaksudkan agar lahan tetap bisa terlihat dari jalan raya. Sedangkan di sisi kanan dipagari menggunakan bambu sebagai batas dengan tanaman rumput gajah sekaligus untuk pengaman sebab tepat berbatasan dengan lereng tanggul sungai Serang.
KWT menjadi sebuah wadah usaha ibu-ibu warga Kularan—Pedukuhan di Desa Triharjo Wates Kulon Progo—untuk menambah penghasilan, membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Sri Rahmani selaku pemimpin kelompok ini berusaha mendorong ibu-ibu warga Kularan untuk berdaya dan mandiri dengan bekerja dan bertani. Mereka menanam berbagai macam sayuran-mayur seperti sawi, tomat, terong, kangkung dan cabai.
Anggota KWT Srikandi sangat beragam, dari mulai ibu-ibu yang beragama Islam, Kristen hingga penghayat kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Semua membaur dalam kegiatan KWT tanpa membeda-bedakan status sosial, hidup bekerja sama membangun lingkungan serta ketahanan pangan.
KWT memanfaatan lahan kosong tanggul sungai Serang yang menjadi batas Kalurahan Triharjo dengan Kalurahan Bendungan persis di pinggir jalan alternatif dari Bendungan menuju Kota Wates Kulon Progo. Tanggul yang dulunya ditanami rumput gajah yang terlihat semrawut, kini disulap oleh ibu – ibu KWT Srikandi menjadi lahan pertanian sehingga tampak rapi. Pemanfaatan lahan ini atas inisiatif ketua kelompok, ibu Sri Rahmani, untuk memberdayakan ibu-ibu di wilayah pedukuhan Kularan.
Leave a Reply